8/12/2008

Sempat akan lahir sesar

Alhamdulillah, akhirnya majalah selesai sudah. Masih terbayang perjuangan selama kurang lebih 94 jam dikarantina untuk menyelesaikannya. Susah, senang, capek, bosen, bingung, linglung, bau, marah, sebel, was-was, cemas, putus asa, semangat, optimis, pesimis (wis ah!). Campur aduk! Walaupun fasilitas sangat lengkap, seperti 3 komputer, 3 laptop, kamera, KBBI, tesaurus, beberapa motor, printer plus scaner, snack, makan, rokok, tetap saja kepala jadi kaki-kaki jadi kepala. Wajar dong kami kan wartawan amatiran yg proses belajar menjadi profesional.

Thanks to dulu ya:

Aidil n Rusli

Makasih banget untuk tumpangan kontrakannya, komputer, dispenser, telepon, n hiburan tipi plus PS (walaupun aku gak pernah ikutan main, seenggaknya bisa buat refreshing temen2 meski sebentar). Maaf jadi gaduh dan berantakan. Maaf atas semua yang tidak berkenan di hati kalian. Spesial tuk Rusli, maaf aku sering mengingatkanmu untuk gak buru2 mudik meski kamu sudah sangat kangen dg istrimu di sana. Biarlah semua bilang aku cemburu (wek!), aku cuma ingin majalah ini kamu cetak. hehehe

Budi si pemimpin umum

Walaupun gak didampingi sekum, pak PU ini tiap pagi hingga sore tetap kekeuh hilir mudik ke rektorat demi dana majalah. Terima kasih, pak! Untuk dukunganmu, bantuanmu, n nasihat2mu.

Para pemimpin divisi (Bimo “kepsek”, Ana “Pimprush” , Aidil “pak JK”)

Apapun kondisinya, kita masih sering kelihatan bareng di depan kawan2. mudah2an ini tetap menjadi semangat mereka seperti halnya aksi-aksi yang pernah kita ikutin.

Redaktur Pelaksana (kiki), Redaktur Bahasa (kajol), Redaktur Foto(Yuli, Zila)

Salut buat kinerja kalian. Sregep! Gak banyak yang kuungkap untuk kalian. Tapi yakinlah tanpa kalian entah apa jadinya.

Tim Artisik (sari, bimo, cahyo, kresna)

SARI. Tak mungkin aku minta maaf atas harga yg harus kamu bayar karena ninggalin lokasi KKN selama hampir seminggu full! Karena kita terikat komitmen yang sama, “majalah”. Tapi aku akan terus mendukung pilihanmu. Membantumu keluar dari kesulitan. Seperti juga yg sudah aku bilang kalo kamu sudah bisa mengontrol emosi, semoga ke depan kamu bisa bertahan menjadi koordinator yang oke punya. Thx a lot ! BIMO, CAHYO, KRESNA. 2 makhluk ni kebanyakan misuh (asu n bajigur), sehingga dikutuk kentut mulu. Takjub saya di hari terakhir kalian justru banyak menyebut hamdalah dan istigfar. Salut buat kekompakan tim artistik!

Mbak dita, Mz obed, Mz Rodhi, Mz Ahmed, Mz Bono

Makasih atas kunjungan kalian. Sudah menyemangati, lho! Spesial buat mz ahmed, tengkyu banget dah dampingi kita sampai mau buat film-nya.

Yandri, Dafi, Islah, Warso, Mb Fina, Mami Tiwi,

Makasih dah menyokong semangatku dg bantuan-bantuan intelek maupun non-intelek (becandaan maksudnya) dari kalian yah! Buat mbak fina, puding n martabakmu lumayan ngenyangin perut trus bisa konsen mikir lagi deh! Nuwun sanget...

Mamiku di tanah seberang

Makasih ya, mamake dah bersedia menelponku. Ngasih aku semangat, becandaan, gosip, ngingetin minum susu, supaya jaga sopan santun di rumah orang, n ngingetin aku untuk pulang. Maaf sering membuatmu cemas karena anakmu yang paling caem dan bermasa depan cerah ini dah lupa jalan pulang. Tapi sekarang aku dah tidur di rumah, lho!

Tak lupa juga untuk home sweet home, EKSPRESI

Kadang aku benci bgt ma kamu krn sering bikin aku sengsara lahir batin. Tapi kenapa aku gak bisa ninggalin kamu? Digaji enggak tapi disiksa mulu. Yowis lah, aku toh tak bisa memungkiri mentalku habis2an kau tempa untuk bekal masa depan. Majalah ini kupersembahkan untukmu wahai EKSPRESI! Supaya kita punya bukti bahwa kau masih berjuang dg nafasmu dan hadir di tiap lini kaum intelektual!

Sudah saja. maaf jika ada yang tak tercantum. Mungkin lupa atau aku sengaja melupakan. Pokoke makasih tuk semua tim majalah atas perjuangan kalian menelurkan karya. Makasih juga buat yang nyemangati via SMS, dalam hati, ataupun dalam mimpi. Tabik!

Love,

Pemimpin redaksi

Tidak ada komentar: