7/25/2008

jangan beri maaf padaku

jika bertemu aku, jangan berkata, "maaf"
jangan juga mengirim kata MAAF d layar hp-ku

aku tak butuh itu. yang aku butuhkan pembuktian nyata bahwa kalian masih bertekad menyelesaikan majalah sebaik-baiknya.

memberi maaf memang sgt mulia. tapi bukan hal yang mulia jika pemberian maaf itu menjadi patokan pemikiran kalian untuk mengingkari janji kalian sendiri beberapa kali lagi.

yah, dengan kata maaf semua bisa selesai. tapi bisa menjamin komitmen kalian pun akan selesai juga di titik itu.

diskriminasi KKN

tolong jangan terlalu sering memaparkan kesibukan KKN/PPL di depanku supaya aku memaklumi kondisi kalian yg sangat jarang ke ekspresi untuk menggarap majalah. hanya menyakitkan hatiku saja. aku memutuskan KKN tahun depan karena aku menyadari kemampuanku yang kudu fokus pd satu hal.tapi ternyata langkahku terganjal kenihilan teman2 yg KKN/PPL yg sangat sibuk dg agendanya.toh, majalah pun urgent untuk segera digarap.

bukan memaksamu untuk berbuat adi, tapi ingat komitmenmu yg kau tanamkan dan ucapkan di awal keputusanmu mengambil kedua-duanya...

aku bukan makhluk super. kita adalah teamwork. jangan buat aku selalu memaklumi kondisi kalian karena majalah taruhannya.ingat, kalian bukan orang penting yang harus diperhatikan secara seksama.

lenyapnya orang-orang redaksi

launching majalah di depan mata.tapi penggarapan majalah masih amburadul.mari kita absen satu persatu wong redaksi!

riska = insya Allah tiap malam standby.kalo pagi-siang ya tidur.
isti = mudik sejak lama
kiki = sedang PPL, jadi weekend baru kelihatan
dafi = sudah jarang terlihat ketika malam
sari = sedang KKN tapi sudah sgt jarang kelihatan
zila = sedang KKN dan munculnya tiba-tiba
yuli = 2 hari kelihatan, 3 hari lenyap di depan mata
panjul = mudik lama sekali
kresna = good boy karena rajin ngelayout
kajol = mudik ga pulang2

Mbak, Mas, majalah sido terbit ra?mbok yo pada muncul

tekanan batin dari kawan ekspresi

04.09, di puskom kampus

seharian ini aku harus menahan amarah. ingin kukeluarkan.sayang, aku hanya berhadapan pd layar hp. entah kenapa beruntun aku tertekan oleh kawan-kawanku yang konon sepejuangan.
1. dari kamis malam sari SMS mau ke ekspresi. kuingat2 sudah lama sekali dia gak kelihatan. padahal deadline layout terus medekati. jam 11 malam aku ke ekspresi. ternyata sari belum datang. hari menjelang dini, aku khawatir sari dpt masalah di perjalanan dari lokasi KKN-nya.ternyata jam 05.12 dia baru (sempat) SMS aku bahwa dia sedang otw ke ekspresi.aku tak peduli dg alasan dia tak datang malam tadi. sebangunku jam 07.50, sari sudah bersiap hendak kembali ke lokasi lagi. dan aku hanya ternganga.seperti inikah?sungguh tak adil. 7hari berbalas kurang dr 2 jam saja.majalah butuh kamu teman! tim artistik butuh kendalimu wahai redaktur artistik!
2. Kajol, si redaktur bahasa, ternyata masih tertahan di Wonosobo.padahal janji hari ini ia pulang.dan aku masih berusaha memaklumiku.
3. menjelang sore aku SMS Nia. mengajaknya membenahi tlisan yag sungguh sangat kekurangan data.tapi sampai detik ini tak ada balasan. sebelnya lagi semua orang yg membutuhkan nia, menanyakan keberadaannya padaku.sehingga mengingatkan pada penantianku akan balasan SMS nia yang berujung hampa. terpaksa tulisan alakadarnya kumasukin ke siap layout.
4. Adit.dua tulisan si redaktur pendamping lapsus sama sekali belum masuk.aku kecewa bgt mengingat posisi dia.aku saja sudah lupa kapan deadline tulisan masuk.beruntung, setelah ku SMS sore hari, tengah malam adit menyerahkan tulisannya.
5. Warso. si redaktur utama Anut yang kunilai garis koordinasinya sangat berantakan.tumpang tindih antara redpel dan redaktur bahasa.beruntung lagi, malam tadi kudeadline warso memasukkan semua tulisan tgl 28 juli.
6. SMS Dafi meruntuhkan keoptimisanku.tawaranku untuk menjadikan dafi moderator launching ditolaknya. it's oke dg alasan dia ga bisa.hanya satu hal yang menyakitkan, "aku juga gak bisa menjamin aku bakal dateng pas launching". isi SMS itu yg menghujamku.
7. helmku si anak ayam raib dari motor.rasanya ingin teriak smp si pencuri mendengar dan mengembalikan helmku.aku bukan orang pelit, bung! tapi tolong izinlah pd si empunya barang dengan jelas.dengarkan baik2 ada gak statement boleh atau tidak boleh. bukan dg berteriak dari jarak ratusan meter berpenghalang dinding.kresna, aku sudah memvonismu lancang.

aku sudah menganggap tanggal ini adalah 10 menit terakhir. maaf, aku akan otoriter pada kalian.tak apa kalian berantipati pada ku si pemimpin redaksi ini. tapi, kau akan memahami kawan-kawan bahwa kalian bukan orang penting yang harus terus diperhatikan secara seksama. hanya saja, ketika ada satu orang dari kalian mandeg, niscaya semua akan kena imbasnya.

tebarkanlah rasa nyaman untuk orang-orang sekitarmu, maka kedamaian sesungguhnya akan kau rasakan!

malam yang sepi di ekspresi

Malam kesekian layout, lagi-lagi hanya wajah itu-itu saja yang tampak. Sepi sekali hanya suara tivi yang mendominasi. Tak ada teman-teman yang menyemangati. Setiap malam aku berharap teman-teman merespon ajakanku, SMS-ku, atau bahkan sindiranku. Tapi lagi-lagi aku harus gigit jari. Entah apa kesibukan mereka.

si budi kecil

Jika kamu tertahan sekian detik di lampu merah sebelah timur Gale, coba perhatikan langkah seorang anak kecil sedang menjual Harian Jogja. Tak takut akan knalpot motor atau ancaman kaki kecilnya terlindas ban mobil, dengan badan mungilnya bocah laki-laki itu lihai menyelinap di sela-sela kendaraan. Khasnya sebagai anak kecil yang memiliki predikat pengimajinasi tinggi, ia berkeliling menawarkan koran, tapi matanya berkeliaran ke mana-mana. Mungkin sedang belajar hal-hal baru yang ada di sekitarnya. Bikin gemes. Perkiraanku bocah itu masih duduk di kelas 1 SD. Tak ada yang perlu dikecam. Si bocah kecil itu miskin atau pemerintah yang bodoh atau ortu si anak yang tak tahu malu. Yang jelas, saya sangat salut dengan mental bocah ingusan itu. Sayang, ia tak tahu betapa saya menatapnya dengan bangga. Mungkin yang dipikirkannya ia dapat uang untuk membeli permen, ciki, coklat, atau mobil-mobilan.

//Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu/Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu/Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu/ dipaksa pecahkan karang, lemah jarimu terkepal//

7/24/2008

cuma pingin cerita hari ini

jam 09.40 dg parfum baru aku melangkah keluar rumah, siap menjalani aktivitas hari ini. karena motor dipake juwi, gw naik transjogja aja dari shelter Dr. Yap.rencana mau langsung bablas ke jokteng, tapi ternyata hrs kembali k Ekspresi. aku tdk membawa surat tembusan dan camera utk keperluanku. pkl 11.30 aku dijanjikan pengurus museum perjuangan untuk mengambil foto data-data yg terkait tulisanku. 10 menit kemudian sampai di depan rektorat.berjalan sampai air mancur, eh nia menyusulku. kami sepakat akan mengambil foto bersama.

jam 10.14, aku n nia meluncur dulu ke UGM. sasaran kami pos keliling. jeprat-jepret aku ambil aktivitas pos di mobil itu. ngobrol2 ma bapaknya tentang korupsi PT. Pos, lalu bergegas ke monumen perjuangan.perjalanan amat jauh, tanpa sarung tangan dan slayer, membuatku terburu-buru.perut juga belum diisi.pdhl jalanan dimana-mana macet. panas siang itu membuat kulitku perih.

jam 11.38 sampai di museum perjuangan. aku disambut pak Dwi dari museum benteng. beliau sedang menata ruangan museum. "sepeda humber"-ku sudah ditata dg apik. kami mengobrol sebentar, lalu aku memutuskan ke kantor museum untuk memasukkan surat tembusan.kelar, langsung kutemui pak Dwi lagi, n ambil foto si Humber dari berbagai angle.belum puas, aku melihat-lihat isi museum itu.takjub deh! ada tas dinas milik bung Hatta.

12.03 melanjutkan perjalanan lagi ke Kejaksaan negeri di jl. kapas. jalanan tambah sesak, panas matahari pun tambah garang. untuk menetralisir, aku ngobrol aja ma nia.walhasil, berkali-kali harus ngerem mendadak.hampir juga nabrak simbah nyebrang. maaf...

12.20 sampai di pos keliling depan kejaksaan.jeprat jepret lagi,ngobrol lagi, trus selesai.

sesampainya di kampus, lapar dan haus menyerang. makan deh di rumbai.abis itu krn nguantuk stlh beberapa hari kurang tidur, aku tidur pulas di kamar kecil.

7/22/2008

siang-sore tadi

sudah empat hari aku kepingin makan bakso panas super pedes. baru tadi terbayar. bareng astri, naik motor ke samirono. sayang, lima sendok sambal yang kutambahkan tidak mampu membakar langit-langit mulutku.

kenyang, tiba2 astri kepingin cari baju batik. meluncurlah aku ke malioboro. masuk ke mirota batik n mengubek-ubek pakaian batik yg tumpah ruah. astri dapet baju batik warna coklat soft. cute banget. awalnya dia keberatan krn baju itu tanpa lengan. tapi paksaanku meluluhkan hatinya. baju dapet, keliling lantai 2. muter-muter ga jelas. setelah puyeng krn banyak manusia berkosakata aneh (maklum bule2), aku mengajak astri pulang. tentu saja setelah menyeret kakinya.

berjalan kaki menyusuri lorong malioboro. astri mencak2 karena takut kuda. aku tak suka dg bau kotorannya. kami berjalan cepat menuju ramai mall. ini lebih ga jelas. setelah 1 jam naik turun tangga, kami pulang dg membawa 1 botol sirup ABC rasa anggur. bayarnya patungan.wakakakak

menjelang magrib, kami menyebrang jalan menuju parkiran. pulang, mandi, ke kampus deh!

tenggorokanku

sepertinya dah 2 bulan sakit ini menjangkitiku. kalo dah dingin, masya Allah, batuk-batuk terus. seingatku dah 3 kali berobat. kedua kalinya periksa di THT. obat-obatnya masih rajin kuminum. cuma pantangannya, gula pasir n es, yg agak susah kutinggalkan.

satu hal yg bikin aku males minum obat itu. gampang ngantuk...

mudah-mudahan cepat sembuh

pengorbanan

pernah kukirim pesan pendek ni pd seorang kawan diskusi

"aku rela ngorbanin KKN demi majalah. tapi aku ga akan rela ngorbanin majalah demi masalah2 pribadi."

itu berlaku untuk semua orang yg sedang menggarap majalah (maaf bwt yg tersindir)

dg bijak kawanku itu membalas

"aku kok yakin semua pengorbanan kita pasti akan berbuah manis."